Selasa, 22 Maret 2011

SEJARAH YAYASAN BUNDA HATI KUDUS


YBHK saat ini mengelola 6 unit persekolahan, yakni 4 di Jakarta (Unit Tarsisius I, Tarsisius II, Damai dan Vianney), 1 di Tangerang (Unit Vireta), dan 1 di Semarang (Unit BHK Semarang). Keenam unit tersebut, mengelola 22 buah sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA.
Cikal bakal YBHK- Dengan belakang pohon tembesi tua, keluarga besar SD Tarsisius I Tahun Ajaran 1970 diabadikan bersama di komplek Kemakmuran. Di sinilah tonggak sejarah YBHK ditancapkan mengawali perjalanannya.
Meski usia yayasan relatif masih muda, namun keberadaan sekolahnya, yakni Sekolah Rakyat (SR) Tarcisius (sekarang SD Tarsisius I) jauh lebih tua. Sekolah yang berlokasi di Jl. Kemakmuranan (kini Jl. K.H. Hasyim Ashari), Jakarta Pusat dan merupakan cikal bakal dari persekolahan YBHK itu didirikan sekitar tahun 1950-an oleh Paroki Bunda Hati Kudus Kemakmuran. Kemudian pada tahun 1958, didirikan TK Maria Fatima dan SR Bintang Timur.
Pada tahun 1963, pengelolalan ketiga sekolah tersebut diserahkan kepada Yayasan Perguruan PAX. Di bawah yayasan pendidikan ini semua nama ketiga sekolah itu diganti. TK Maria Fatima menjadi TK Pax, sementara SR Tarcicus dan SR Bintang Timur dilbur menjadi satu dengan nama SD Pax. Untuk melengkapi persekolahan tersebut kemudian didirikan SMP PAX. Dan pada tahun yang sama didirikan pula SD Bintang Kejora yang dikhususkan untuk anak-anak perempuan.
YBHK
Tahun 1964, tepatnya tanggal 2 Agustus 1964, Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) Paroki Kemakmuran membentuk Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) yang khusus mengelola persekolahan yang berada di bawah Paroki BHK Kemakmuran. Namun kala itu yayasan ini masih belum berbetuk badan hukum.
Pada tahun yang sama, YBHK mendirikan TK dan SD Damai di Kampung Duri, Jakarta Barat. Dan lima tahun kemudian (1969) didirikanlah SMP Damai. Tiga tahun kemudian, yakni tahun 1975 didirikanlah SMA Tarsisius di Kemakmuran, Jakarta Pusat. Proses belajar mengajarnya dilakukan pada siang hingga sore hari dengan ruang kelasnya masih numpang di SD Tarsisius.
Dalam dasa warsa 1970-1980, terjadilah penyerahan beruntun beberapa sekolah kepada PGDP Bunda Hati Kudus Paroki Kemakmuran, Jakarta. Di antaranya, tahun 1972 Yayasan Perguruan PAX menyerahkan TK, SD dan SMP PAX. Kemudian tahun 1974, menyusul bruder-bruder Tarekat Aloysius menyerahkan SD Tarsisius, tahun 1975 TK, SD dan SMP Paula yang dikelola awam Katolik berintegrasi ke dalam TK, SD, dan SMP PAX. Tahun 1978, SMP Xaverius, yang buka siang hari di kompleks Kemakmuran diserahkan oleh Yayasan Batanghari kepada PGDP Paroki Kemakmuran. SMP ini kemudian berganti nama menjadi SMP Tarsisius.
Dengan adanya unit-unit sekolah DAMAI, Tarsisius, dan Sekolah PAX di bawah PGDP Paroki Kemakmuran, maka diperlukan adanya sebuah lembaga khusus yang berbadan hukum untuk menangani dan mengelola persekolahan tersebut, sesuai peraturan pemerintah. Berkaitan dengan itu, maka dengan didahului pertemuan-pertemuan PGDP Roma Katolik Paroki Bunda Hati Kudus Kemakmuran, kemudian disusul dengan loka karya bagi para guru/Karyawan di Cisarua, Bogor, pada liburan Natal tahun 1980/1981, disepakati pembentukan sebuah yayasan yang berbadan hukum sebagai pengelola persekolahan-persekolahan tersebut. Dari hasil kesepakatan itulah, maka pada hari Senin tanggal 12 Januari 1981, dihadapan Notaris Helena Kuntoro SH, dengan akta no. 15, secara resmi Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berbadan hukum. Dan sejak saat itulah Peringatan Hari Jadi YBHK jatuh setiap tanggal 12 Januari.
Terus Berkembang
Karena lokasi sekolah di Kemakmuran tidak kondusif lagi untuk menampung jumlah siswa yang semaki besar, maka pada tahun 1989 sekolah-sekolah PAX (SD dan SMP) dipindahkan ke kompleks baru di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan sejak saat itu nama kedua sekolah itu diganti menjadi SD Tarsisius II dan SMP Tarsisius II.
Setahun kemudian, yakni tahun 1990, kembali YBHK membuka sekolah baru. Sekolah baru untuk jenjang SMA yang diberi nama Vianney ini, awalnya untuk menampung limpahan siswa baru yang mendaftar di SMA Tarsisius II, yang jumlahnya cukup besar. Karena ketika itu, belum memiliki gedung sendiri, maka untuk sementara proses pembelajaran SMA Vianney dilakukan siang hari di gedung Tarsisius II.
Karena keberadaan SMA Vianney yang “numpang” di kompleks persekolahan Tarsisius II tidak disetujui oleh pemerintah (Dinas Depdikbud DKI Jakarta), maka pada tahun 1997 didirikanlah kompleks persekolahan Vianney di Pondok Randu, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Dan pada tahun yang sama pula, atas permintaan Direktur Real Estate Panca Muara Jaya (PMJ), YBHK membuka sekolah baru untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA di kompleks perumahan Villa Regensi II, Tangerang, Jawa Barat (sekarang Propinsi Banten). Nama unit persekolahan baru ini diberi nama “Tarsisius Vireta”. Perlu diketahui, Vireta adalah singkatan dari Vila Regensi Tangerang.
Era Baru Manajemen
Melalui ujian dan tempaan kebutuhan Yayasan dan dunia sekitar, maka sejak tahun 1993 Yayasan telah berusaha untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang terealisasi dalam bentuk restrukturisasi dan reorganisasi Yayasan. Sebagai buah dari usaha ini maka Yayasan memasuki era baru manajemen. Organisasi manajemen tersebut telah menjadi tongkat estafet pertama pembinaan profesional Yayasan. Sehingga tahun 1996 Yayasan mengedepankan strategi pengembangan yang bertumpu pada manajemen profesional. Strategi tersebut merupakan persiapan organisasi YBHK untuk melakukan reorganisasi sistem manajemen dan organisasi.
Dalam rangka menyongsong abad 21 yang merupakan era informasi dan komunikasi, Yayasan telah melakukan antisipasi dengan mempersiapkan organisasi dan perangkat-perangkatnya. Yayasan berusaha memandang kondisi konkrit yang berkembang melalui analisis SWOT serta mengedepankan pentingnya Visi dan Misi para pemimpin maupun bidang dan jenjang kerja untuk suatu kemajuan.
Melalui rapat kerja perdana YBHK yang berlangsung tahun 1988, telah berhasil dirumuskan dengan jelas Visi dan Misi Yayasan. Raker juga telah berhasil menggali permasalahan-permasalahan pokok yang dihadapi Yayasan serta pemecahannya.
Dalam rentang waktu 15 tahun sejak kelahirannya, Yayasan telah mengalami perkembangan dan perubahan internal dengan sangat cepat. Indikatornya antara lain berupa penyebaran lokasi sekolah yang tidak saja lintas wilayah kota, tetapi juga lintas propinsi dan Keuskupan. Juga bertambahnya unit-unit dan jenjang sekolah, membengkaknya jumlah murid yang secara otomatis bertambah pula jumlah guru dengan latar pendidikan tinggi yang semakin tinggi pula.
Perubahan dan pertumbuhan internal ini telah melahirkan kebutuhan dan permasalahan yang perlu diantisipasi. Di samping itu, Yayasan dan sekolah-sekolahnya tidak terhindarkan dari terpaan gelombang perubahan eksternal yang datang dari Pemerintah berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak bidang Pendidikan dan Pengajaran disertai paradigma-paradigma tentatif, yang kadang kontroversial.
Dalam rangka konsolidasi sekaligus membenahi kinerja yayasan pasca aksi guru dan karyawan itu, maka melalui suatu forum lokakarya yang diselenggarakan dari tanggal 10 hingga 12 Februari 2003, pengurus bersama-sama dengan perwakilan karyawan/guru telah berhasil meredivinisikan visi, misi, sasaran, dan program prioritas dalam menyusun Rencana Strategik (Renstra) YBHK. Sebagai kelanjutannya pada tanggal 24 hingga 27 Maret 2003 Pengurus bersama semua pimpinan sekolah dan perwakilan karyawan mengadakan rapat kerja (Raker) di Cisarua, Bogor. Di mana melalui Raker ini diharapkan sekolah-sekolah dapat menyusun program pengembangan sekolah berdasarkan Renstra YBHK yang telah disusun sesuai dengan kondisi di masing-masing unit sekolah.
Era persaingan
Dewasa ini, dunia pendidikan di Tanah Air, khususnya sekolah-sekolah yang dikelola swasta, memasuki era persaingan yang sangat ketat. Dalam menarik siswa dan para orang tua murid, mereka telah berupaya dengan berbagai macam cara, antara lain meningkatkan kinerja, menyempurnakan berbagai fasilitas pendukungnya, dan sebagainya. Semua upaya itu, pada dasarnya dalam rangka untuk meningkatkan mutu agar mampu menghasilkan produk (siswa) terbaik.
Demikian pula dengan sekolah-sekolah binaan YBHK, dalam menghadapi persaingan tersebut pihak pimpinan yang didukung segenap guru dan karyawan, sejak beberapa waktu lalu telah mengambil langkah-langkah pembenahan diri.
Setiap tahun, menjelang memasuki tahun ajaran baru, selalu digelar rapat kerja (Raker). Melalui raker ini, para pimpinan sekolah bersama pengurus yayasan anstafnya, saling bertukar pikiran/berdiskusi dalam rangka mengambil langkah-langkah yang akan dituangkan dalam kebijakan-kebijakan operasional menghadapi tahun ajaran baru. Bahkan tidak jarang, dalam raker maupun forum-forum pertemuan lainnya menghadirkan pakar pendidikan dari luar yayasan, sebagai pembicara tamu.
Intinya, berbagai upaya telah ditempuh dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat di bidang pendidikan. Yang diperlukan kini adalah kerja keras yang harus dilaksanakan oleh segenap pimpinan, guru dan karyawan tidak terkecuali. Dengan kerja keras semua pihak itu, diharapkan sekolah-sekolah YBHK mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya.

Tidak ada komentar:

Balik Maning